Minggu, 14 Februari 2010

ASKEP GADAR

A. PERDARAHAN
Definisi
 Perdarahan terjadi jika pembuluh darah putus atau pecah.
 Perdarahan luar
 Perdarahan dalam
 Perdarahan hebat, dapat membahayakan shock hipovolemik
 Klafisikasi : perdarahan kapiler, perdarahan arteri, perdarahan vena.

Asuhan Keperawatan
 Pengkajian
 Pengkajian ABCD, pucat, kulit dingin dan lembab, tekanan darah turun, nadi cepat tapi lemah, nafas dalam dan cepat, menurunnya produksi urine.
 Diagnosa keperawatan
 Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan darah aktif.
 Penurunan kardiak output berhubungan dengan penurunan preload, kehilangan darah.
 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan kehilangan darah.
 Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan perfusi otak.

 Tujuan keperawatan
 Mengontrol perdarahan.
 Mempertahankan volume darah sirkulasiadekuat untuk oksigenasi.
 Mencegah shock.

Penatalaksanaan kedaruratan
 Potong baju pasien untuk mengidentifikasi area perdarahan dan lakukan pengkajian fisik dengan cepat.
 Beri penekanan pada area perdarahan.
• Penekanan langsung
Tekan langsung area perdarahan dengan telapak tangan atau menggunakan pembalut atau kainyang bersih selama kurang lebih 15 menit, dan pasang balutan tekanan kuat.
• Penekanan arteri
Penekanan dilakukan pada ujung arteri yang sesuai (ujung dimana arteri ditekan melawan tulang yang berada dibawahnya).
Enam titik utama penekanan
 Arteri temporalis : pada daerah depan masing-masing telinga dan dapat ditekan pada tulang tengkorak.
 Arteri fasialis : terletak dibawah dagu dan 2,5 cm sebelah dalam dagu.
 Arteri karotis komunis : pada sisi samping trachea. Saat dilakukan tekanan observasi pernapasan pasien dan tidak boleh pada kedua arteri karotis dalam waktu bersamaan.
 Arteri subklavia : terletak dibawah kedua sisi klavikula (tulang collar). Penekanan harus dilakukan pada posisi melintang dibelakang dan kira – kira setengah panjang klavikula.
 Arteri brakhialis : pada pertengahan antara siku dan bahu, terletak pada daerah yang lebih dalam dari lengan atas antara otot biseps dan triseps.
 Arteri femoralis : dapat dirasakan pada lipat paha.
• Torniket
 Pemasanagan torniket pada ekstremitas hanya sebagai upaya terakhir ketika perdarahan tidak dapat dikontrol dengan metode lain.
 Torniket dipasang tepat proksimal dengan luka ; torniket cukup kencang untuk mengontrol aliran darah arteri.
 Berikan tanda pada kulit pasien dengan pulpen atau plester dengan tanda T, menyatakan lokasi dan waktu pemasangan torniket.
 Longgarkan torniket sesuai petunjuk untuk mencegah kerusakan vascular atau neurologik. Bila sudah tidak ada perdarahan arteri, lepasakan torniket dan coba lagi balut dengan tekanan.
 Pada kejadian amputasi traumatic, jangan lepaskan torniket sampai pasien masuk ruang operasi.
 Tinggikan atau elevasikan bagian yang luka untuk memperlambat mengalirnya darah.
 Baringkan korban untuk mengurangi derasnya darah keluar.
 Berikan cairan pengganti sesuai saran, meliputi cairan elektrolit isotonic, plasma atau protein plasma, atau terapi komponen darah (bergantung perkiraan tipe dan volume cairan yang hilang).
• Darah segar diberikan bila ada kehilangan darah massif.
• Tamabahan trombosit dan factor pembekuan darah diberikan ketika jumlah darah yang besar diperlukan karena darah penggantian kekurangan factor pembekuan.
 Lakukan pemeriksaan darah arteri untuk menentukan gas darah dan memantau tekanan hemodinamik.
 Awasi tanda – tanda shock atau gagal jantung karena hipovolemia dan anoksia.




REFERENSI
Brunner and Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta.
Hudak, Carolyn M. 1996. Keperawatan Kritis-Pendekatan holistic, Ed. 6. Vol. 2. EGC : Jakarta.
Pusponegoro, A.D. Dkk . (……). Buku Panduan Penanggulangan Penderita gawat Darurat. Ambulance 118 : Jakarta.
Skeet, Muriel. 1995. Tindakan paramedic Terrhadap Kegawatan dan Pertolongan Pertama, Ed. 2. EGC : Jakarta.

Tidak ada komentar: